Sabtu, 09 Maret 2013

Kakak Tukang Bully (PART 2)

"Hoooaamm." Sekarang baru menunjukkan pukul lima pagi dan aku sudah di kampus. Hari ini ada Pekan Seni Budaya Mahasiswa yang diadakan oleh kampus. Aku ikut berpartisipasi dalam lomba parade. Karena parade dilombakan pertama maka aku harus berkumpul jam lima pagi untuk persiapan. Aku berjalan seorang diri menuju kelas tempat prodi kami berkumpul. Dari kejauhan aku melihat kakak tukang bully itu ada diluar kelas. "Yah masa pagi-pagi gini ketemu. Pasti dibully deh," pikirku. Tapi mungkin karena sudah lelah fisik dan otak, kakak tukang bully ini hanya mengucapkan hai lalu masuk ke kelas untuk membangunkan teman-temannya. "Pasti pada nginep di kampus deh ini," kataku dalam hati. Memang kita sangat berjuang mati-matian untuk psbm ini karena dibandingkan dengan prodi lain jumlah orang di prodi kami itu sangat sedikit. Sehingga kami sering pulang larut malam untuk mempersiapkannya. Beberapa hari sebelum hari psbm juga aku sempat sakit dan memasang status sakit di bbm agar tidak ada yg mengganggu (ceritanya). Tapi dengan memasang status itu, kakak tukang bully itu pun memberikan semangat setiap kali melihat status sakit itu. Tapi mungkin karena malas membalas jadi aku hanya menyampaikan terimakasih.

Setelah menyelesaikan persiapan parade, kami berkumpul untuk menunggu giliran tampil. Setiap prodi diberikan daerah yang berbeda dan prodi kami mendapatkan provinsi Sulawesi Tengah. Tibalah saat prodi kami tampil. Aku bertugas bermain musik untuk mengiringi para penari. Sampai saat itu kami belum mengetahui properti apa saja yang disediakan untuk parade. Begitu aku melihat rumah adat dan totem yang besarnya minta ampun, aku malah bengong dan bambu yang aku mainkan menggelinding jatuh dari tempatnya. Untung saja saat itu aku memang tidak memainkan bambunya. Setelah selesai menyelesaikan parade, kami semua masuk kedalam dome untuk melanjutkan perlombaan berikutnya.

Tibalah saatnya perlombaan musik kreatif dimana kakak tukang bully itu bermain. Entah mengapa aku memperhatikan kakak tukang bully itu saat bermain. Padahal kan sebenarnya agak males nih sama kakak yang satu ini. Tapi entah mengapa saat dia bermain musik itu terlihat keren. Apa mungkin aku selalu mengagumi semua orang yang bermain musik. Entahlah....

Hari ke-2 psbm pun tiba, dimana pada hari itu akan diumumkan pemenang dari semua kategori perlombaan. Selain berpartisipasi dalam lomba parade, aku pun berpatisipasi dalam lomba fotografi. Aku memasukkan dua foto salah satunya foto kodok kawin yang membuat semua orang ribut membicarakannya. Kami semua optimis menang karena merasa sudah memberikan yang terbaik. Aku pun optimis parade akan menang. Pengumuman pertama yang dibacakan adalah pengumuman duta dan prodi kami menang untuk duta putrinya. Kami semua sontak berteriak girang. Pengumuman kedua adalah lomba fotografi. "Lomba fotografi dimenangkan oleh......Anna Karina!" Ternyata aku yang memenangkan lomba fotografi. Setelah itu kami tidak memenangkan lomba apapun lagi. Namun setidaknya aku merasa senang karena dapat menyumbangkan piala untuk prodi.

Pada malam harinya, setiba di rumah aku langsung terkapar di kamar. Ingin rasanya langsung beristirahat karena badan sudah sangatlah lelah. Tapi bb tidak berhenti berdering, ada yang mengucapkan selamat dan ada pula yang mengucapkan terimakasih karena telah menyumbangkan piala. Termasuk kakak tukang bully itu juga. Seharusnya aku membalas pesan kakak tukang bully itu sama seperti yang lain, dengan hanya mengucapkan terimakasih. Tapi aku malah meladeni bullyan dia mengenai foto kodok kawin itu sambil tertawa-tawa sendiri membaca balasan dari si kakak tukang bully. Sampai akhirnya aku ketiduran dengan masih menggenggam bb di tangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar