“Hah,”
aku menghela nafas. Hari ini aku mendapatkan giliran untuk praktek di hotel
kampus. Hanya saja hotel ini sepi sekali dari pengunjung. Maka dari itu aku
hanya duduk di kursi pojokan yang disediakan oleh staff hotel tersebut.
Aku
hanya ditemani oleh game dari handphone dan suara dari televisi. “Ka Rizky mana
sih ini,” aku bergumam sendiri. Seharusnya sih ada kakak kelas yang bertugas
bersamaku, hanya saja sekarang dia pergi entah kemana. Untung saja sekarang sudah menunjukkan pukul
dua siang dan aku akan pulang pada pukul tiga.
Disaat
aku sibuk berkutat dengan game di handphone ada seseorang yang turun dari
tangga. “Wah siapa nih yang turun jam
segini,” kataku. Aku mendongakkan kepala
sedikit untuk melihat siapa yang menuruni tangga. Ternyata itu Ka Satrio, kakak
kelasku yang sama-sama bertugas di hotel hanya saja beda shift dan beda
departemen juga. Karena merasa tidak penting jadi aku kembali menunduk untuk
bermain kembali. Entah kenapa kakak kelas ini berdiri didepanku. “Ga ada
kerjaan mungkin ya,” kataku dalam hati. “Si cika kemana?” tanyanya tiba-tiba.
“Keluar,” jawabku malas. Kakak kelas yang satu ini tuh paling suka ngebully dan
betul saja aku dibully disitu. Dibilang pacarnya GM hotel itu lah, gadis
pembawa mangga lah dan bullyan-bullyan yang lainnya. “Kapan sih ini jam 3? Males nih
sama kakak kelas yang satu ini. Dibully mulu,” aku mengeluh dalam hati.
Aku
melihat jam tanganku dan waktu sudah menunjukkan pukul tiga. “Ka, udah jam tiga
nih. Mau pulang ah,” kataku langsung untuk memutus bullyannya. Aku segera
beranjak dari kursi dan mengambil tas di loker lalu ke mesin absen. Tapi kakak
tukang bully ini bukannya kembali ke pantri malah mengikutiku keluar hotel.
“Ka, ngapain keluar?” tanyaku heran. “Missing,” jawabnya singkat sambil tertawa
kecil. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala dan jalan pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar